LANGIT
-HUJAN-
‘’hal apa yang paling kau sukai
?’’ tanya rangga pada aliya.
‘’langit.’’ Ungkap aliya menatap
binar langit malam yang dipenuhi bintang.
-------
Intro
-------
Namaku Bintang Aliya putri
karina, panjang bukan? Namun aku sering dipanggil aliya. Aku gadis remaja yang
baru menginjak usia 19 tahun. Aku seorang mahasiswi keperawatan, aku lahir dan
tinggal di kota kemacetan, dan kalian tentu tau itu dimana. Ya jakarta.
Memangnya kota mana lagi yang mengalami traffict jam parah setiap harinya.
Aku anak ketiga dari tiga
bersaudara, saudara ku yang pertama bernama azwarrianda alias rian, ia bekerja
sebagai salah satu karyawan hotel, dan kakak perempuanku bernama awana kayla
alias kak lala yg masih kuliah semester akhir. Ibuku seorang guru sekolah
dasar, ayahku juga seorang guru. Aku dibesarkan dari sebuah keluarga yang paham
betul akan attitude dan nilai moral. Aku bersyukur diberikan anugrah keluarga
seperti mereka.
--------
Jakarta, 17oktober 2014
--------
Suasana mendung sudah se dari pagi menutup langit ibukota, suasana menjadi gelap, angin juga
berhembus kencang hingga beberapa kali terdengar suara dentuman pintu kelas
yang terbanting angin. SMUN 2 Jakarta yang biasanya riuh di jam istirahat mendadak
sepi. Bisa kulihat disetiap kelas para siswa/i memilih tidur dibanding mengisi
perut mereka dikantin sekolah seperti biasanya. Mereka semua tidur di lantai
seperti ikan asin yang sedang terjemur. Berbeda denganku.
Hujan adalah hal
yang kusukai, aku takkan menyianyiakan kesempatan indah yang diberikan Tuhan
untukku. Aku berdiri di koridor depan kelas, mengulurkan tangankku menyentuh
setiap percikan hujan yang turun. Beberapa kali aku tersenyum. Dan membasuh
wajahku dengan air hujan yg tertampung ditangan.
‘’jangan main
hujan, ntar sakit loh’’ suara bass yang kuyakin milik laki-laki membuyarkan
kegiatanku. Kutarik uluran tanganku dan menatap aneh orang ini.
‘’sksd’’
bathinku. Kuhiraukan ucapannya, aku melanjutkan kesenanganku yang sempat
tertunda.
‘’aku ngomong
sama kamu loh, bukan sama tembok’’ ucapnya lagi.
‘’apa sih mau
ini orang ?’’aku kembali membathin, aku
bahkan tak meliriknya lagi.
‘’ aku rangga’’
ia menjulurkan tangannya.
‘’aku tau’’bathinku.
ku tatap sinis wajahnya lalu berbalik
meninggalnya dan memasuki kelas.
---
‘’loh kok lu
masuk ? udah cukup main hujannya ?’’ tanya karin terbangun dari posisi
baringnya.
‘’emang gue gak
boleh masuk kelas ? kan ini bukan Cuma kelas lo !’’ aku bergegas duduk dikursi
dan menelungkupkan wajahku ke meja.
‘’pms lo ? ato
kesambar petir ? ato lu ketemu setan penunggu sekolah ? yang lagi trending topik
?’’ shit ! mood gue yang awalnya bagus malah jadi buruk gara-gara itu cowok.
Ditambah lagi sifat super keponya karin double sial gue hari ini.
Karin. Karin itu
temen sebangku gue dari kelas 1 SMU dan sekarang kita udah kelas XI. Dia itu
emak emak rempong super kepo, yang gak bakalan diam kalo belum dikasih jawaban.
Sedikit flashback tentang karin. Dia itu pernah dipanggil keruang bk gara-gara
kepo dan nanya lansung ke guru tentang gosip bu wilda pacaran sama pak bras.
Gile kan ? emang gak waras ini anak satu.
‘’stop rin ! gue
lg badmood !’’
‘’what happen
al, come on, tell me “ pinta karin menarik narik lengan seragam ku.
‘’it’s about
him’’ jawabku melihat ke arah pintu kelas.
‘’siapa ? kak
rangga ?’’ karin melirik kearah rangga dan melambai-lambaikan tangannya. Yg
dibalas senyum sinis namun manis dari rangga. Sedari tadi rangga melihatku
dengan berdiri diambang pintu.
‘’kak rangga ?
bitch please karina melani, dia itu seumuran dan seleting sama kita. Kaka apaan
coba’’
‘’tapi dia itu
lebih tinggi daripada kita kali al, jadinya cocoknya dipanggil kakak’’ jawab
karin sambil tersenyum sok imut.
‘’idih’’
gerdikku.
‘’atau gue
panggil oppa aja gimana ? oppaaaa’’ sambung nya lagi, dan ini sumpah lebih
menjijikkan lagi, pengucapannya yg sok kekorean dan manja manja geli yang
hampir buat gue muntah.
‘’tuh ambil opah
lo !’’ tangkas ku kembali menangkupkan wajah ke meja.
‘’bukan opah al,
oppa !’’
-----
Kring kring
kring
Bel yang
seharusnya berbunyi dua kali tanda masuk, malah berbunyi tiga kali dan itu
menandakan sudah bisa pulang. Sorak porak porandai terdengar nyaring dan
memekikkan telinga, bagaimana tidak semua kelas bersorak dan bergegas excited
meninggalkan kelas.
Hujan masih
belum berhenti. Dan aku menjadi siswa paling terakhir yg meinggalkan sekolah.
Aku memilih menatap seidkit lebih lama hujan dan melihat serta mencium wangi
tanah yang dibasahi hujan cukup mengembalikan moodku yang hilang tadi.
---bersambung---
Aliya kenal rangga darimana ya ?
Ada yang penasaran ?
baca dipostingan selanjutnyaa yaaaa.
thank u